Rabu, 16 September 2015

Kota Batu

          Indonesia sangat beraneka ragam , begitupun juga dengan keragaman batik. Setiap daerah di Indonesia pasti memiliki motif batik tersendiri atau memiliki cirri khas masing-masing. Begitupun juga dengan Kota Wisata Batu yang memiliki motif batik khas Batu.Batik mBatu dikenal dengan motif yang penuh dengan daun , bunga , sayur dan buah. Dilain sisi pula para seniman batik juga menggali potensi wisata yang dituangkan dalam batik Kota Batu seperti museum angkut , jatim park , rafting , paralayang , hingga seni budaya bantengan.
Paduan warna yang dikembangkan dari pewarnaan alami menciptakan suatu ke khasan tersendiri yang menjadikan batik mBatu semakin lama dicuci dengan biji lerak akan semakin memunculkan warna sesungguhnya. 



          Batik khas mBatu kini telah dikembangkan di beberapa sanggar batik tulis Raden Wijaya di Pandanrejo , batik semar di Giripurno , batik olive di sisir serta di desa tulungrejo.
 

Sebuah budaya peninggalan kerajaan singosari yang dikemas oleh seniman Kota Batu sebagai mahakarya pentas Sdni Budaya Bantengan Trance Colossal bertaraf Nasional yang menjadi perhelatan tahunan pariwisata Kota Batu. Bantengan merupakan seni budaya yang telah mendarah daging di tanah trah Singosari khususnya di Kota Batu. Seni bantengan tidak berdiri sendiri di Kota Batu , namun seni bantengan telah menjadi satu dalam setiap padepokan pencak silat yang ada di setiap pendukuhan di Kota Batu.
Bantengan dimainkan oleh sekelompok orang yang memiliki peran masing-masing. Dua orang menjadi satu yaitu kepala dan badan. Serta beberapa orang yang menjadi macan dengan kegesitan dan kekebalan tubuh yang mengesankan. Penikmat seni bantengan akan terpukau ketika para pemain memasuki fase kalap/membabi buta/kesurupan dimana para pemain seni bantengan akan melakukan aksi yang ekstrem. Seni bantengan telah menjadi cirri khas budaya Kota Wisata Batu .



Sanduk merupakan salah satu kebudayaan khas Kota Wisata Batu. Tari sanduk berasal dari desa Sidomulyo Kota Batu. Diiptakan secara tidak sengaja oleh warga setempat. Semenjak saat itu seara sepakat warga desa Sidomulyo menyebutnya sebagai tari sanduk.  
Gerakan tari sanduk digaki melalui gerakan bertani dan menanam apel. Sebenarnya tidak ada perbedaan mencolok antara gerakan pria dan wanita , namun gerakan pria terlihan lebih tegas dan gagah. Kostum yang digunakan oleh wanita adalah pakaian kebaya dan jarik dibawah lutut yang menggambarkan pakaian keseharian wanita utara brantas (sekarang keamatan Bumiaji) untuk lelaki memakai beskap jawa atau memkai baju Madura.

Hingga saat ini terdapar ratusan sanggar seni sanduk di Kota Wisata Batu. Uniknya kebanyakn masyarakat kota wisata batu bisa menari sanduk dan sesalu ada di setiap event rakyat. Dengan dasar itulash sanduk dijadikan sebagai Seni Tari Asli Kota Wisata Batu.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar